Kondisi keuangan yang baik tidak bisa serta merta terwujud, kecuali jika Anda terlahir dari keluarga kaya raya serta mewarisi harta dan hanya tinggal meneruskan bisnis dari orang tua. Karena itulah investasi dini perlu dilakukan oleh siapapun, termasuk mereka yang berusia muda tanpa perlu merasa ragu dan takut terhadap risiko, sebab apapun yang kita lakukan di dunia ini selalu memiliki risiko.

Justru dengan investasi dini, banyak keuntungan yang bisa diperoleh, diantaranya membentuk mindset dan skill dalam memilih dan menentukan instrumen investasi serta cara kerjanya, memperoleh keuntungan dari compunding effect investasi, dan berbagai keuntungan yang lain.
Persoalannya, sebagian besar anak muda belum terbiasa melakukan investasi karena memang tidak dibiasakan oleh orang tua dan lingkungan mereka. Sehingga mereka tidak pernah merasa siap untuk berinvestasi, tidak tahu tujuan dan manfaat investasi serta tidak tahu bagaimana cara memulai berinvestasi.
Karena investasi bagi sebagian besar kaum millenial seperti peta buta yang tidak bisa ditebak arah dan tujuannya bahkan tidak bisa dibaca sama sekali, maka menjadi kewajiban bagi para orang tua untuk membiasakan putra-putrinya melakukan investasi dini. Bahkan investasi untuk pensiun dini juga bisa memungkinkan.
Begitu juga dengan kaum millenial, jika merasa tidak pernah bersinggungan sama sekali dengan dunia investasi, cobalah untuk mulai membiasakan diri berinvestasi dengan cara berikut ini.
Pahami Manfaat dan Tujuan Investasi Sejak Usia Dini

Untuk dapat membiasakan diri melakukan investasi dini, yang pertama kali harus dilakukan adalah mengetahui manfaat dan risiko yang ditimbulkan dari investasi terhadap kondisi finansial, serta pahami, bagaimana investasi dapat memberikan pengaruh terhadap kondisi keuangan.
Caranya adalah dengan terlebih dahulu mengetahui kondisi finansial yaitu berhitung apakah sudah memungkinkan untuk melakukan investasi. Sebab, dana yang sudah diinvestasikan tidak dapat ditarik secara langsung atau digunakan sewaktu-waktu.
Setelah berhitung investasi untuk pensiun dini, Anda akan dapat mengetahui seberapa besar dana yang tersisa dari pendapatan usai digunakan untuk memenuhi segala kebutuhan atau yang disebut dengan dana menganggur.
Dana menganggur tersebut nantinya dikumpulkan sebagai dana darurat, digunakan untuk menambah atau menciptakan aset baru serta diinvestasikan agar nilainya bertambah besar seiring dengan berjalannya waktu.
Jika dana untuk keperluan investasi tersebut memang tersedia, tetapkan tujuan atau sesuatu yang menjadi target dari investasi yang dilakukan. Tujuan atau target penting untuk ditetapkan karena dapat memacu Anda dalam mendisiplinkan diri dalam berinvestasi.
Analisa Alur Keuangan

Jika sebelumnya telah dilakukan penghitungan secara global terkait sisa pendapatan yang bisa dikumpulkan atau yang disebut dengan dana menganggur, lanjutkan dengan menganalisa alur keuangan secara terperinci sebagai tahap berikutnya dari langkah untuk membiasakan diri melakukan investasi dini.
Hitung lagi secara cermat, berapa pendapatan yang bisa dikumpulkan dan berapa estimasi pengeluaran setiap bulannya. Selisih dari dana tersebut, sisihkan terlebih dahulu sebagai tabungan untuk keperluan darurat yang dapat digunakan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Setelah dana untuk keperluan darurat terkumpul, barulah Anda bisa menentukan seberapa besar nominal yang dapat diinvestasikan secara rutin. Pertahankan nilai nominal tersebut dan jika memungkinkan tambahkan besarnya dana untuk diinvestasikan agar dapat meraih keuntungan yang berlebih.
Tentukan Instrumen Investasi Sejak Usia
Investasi dini dapat menjadi pembiasaan jika Anda mengetahui instrumen-instrumen investasi berikut cara kerjanya, risiko yang menyertainya serta keuntungan yang bisa diperoleh dari masing-masing jenis investasi. Semakin banyak Anda mengetahui dan memahami instrumen investasi, akan membuat Anda semakin tertarik berinvestasi karena tertantang untuk dapat mencobanya.
Pemahaman terhadap instrumen investasi ini tidak hanya untuk memotivasi diri, tapi juga untuk menghindari kesalahan dalam memilih instrumen investasi sekaligus dapat memaksimalkan hasil yang bisa diperoleh dari investasi yang diambil.
Untuk itu, pelajari sebanyak mungkin jenis investasi yang ada berikut keseluruhan terminologinya, kemudian pilih instrumen investasi yang paling tepat dalam arti yang sesuai dengan besarnya dana yang dimiliki untuk diinvestasikan serta minimnya risiko dan besarnya keuntungan yang bisa diraih.
Berapapun nilai nominal dari dana yang dimiliki, Anda tetap dapat berinvestasi, karena terdapat beberapa instrumen investasi yang bisa dimiliki dengan dana yang sangat minim, misalnya emas digital yang dapat dibeli mulai dari 0,01 gram, P2P Fintech Lending yang dapat dibeli mulai dari nominal Rp.100.000, serta yang lain.
Hanya saja, semakin besar dana yang Anda miliki memang semakin banyak jenis investasi yang bisa dipilih, karena sejumlah instrumen investasi memang butuh dana yang besar seperti investasi properti, saham, obligasi serta yang lain.
Bagi investor pemula alias mereka yang baru melakukan investasi dini, tidak ada salahnya memulai investasi dengan nilai yang rendah kalau memang dana menganggur yang dimiliki jumlahnya terbatas. Mulai coba melakukan investasi saham sejak dini. Seiring dengan berlalunya waktu, dana yang dikumpulkan setiap bulan akan terus bertambah, begitu juga dengan sebagian dana yang telah diinvestasikan. Sehingga semakin lama dana yang dimiliki untuk investasi akan semakin besar, begitu juga dengan instrumen investasi yang dikelola, akan semakin beragam.
Kelola Keuangan Anda Sejak Usia Dini
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=SEZwkbliJr8[/embedyt]Tujuan melakukan pengelolaan keuangan adalah agar setiap bulannya selalu tersedia dana untuk diinvestasikan dengan nominal yang tetap konsisten bila perlu jumlahnya bertambah. Konsistensi perlu dilakukan oleh mereka yang dalam tahap investasi dini agar dapat menjadi satu pembiasaan, sehingga dikemudian hari akan merasa ada yang kurang jika masih belum berinvestasi.
Jadi harus ditetapkan, berapa besar dana yang harus diinvestasikan setiap bulannya, setelah membuat analisa keuangan sebagaimana tersebut di atas. Setelah ditemukan nilai yang bisa diinvestasikan setiap bulannya misalnya Rp. 1juta, maka pertahankan nominal tersebut, bila perlu tingkatkan menjadi Rp.1,5 juta, Rp.2 juta, Rp.3 juta dan seterusnya.
Disinilah perlunya pengelolaan keuangan untuk dapat menjaga nilai investasi agar selalu konsisten. Cara paling mudah dalam mengelola keuangan adalah melakukan klasifikasi dari keseluruhan kebutuhan Anda dalam satu bulan, lalu membuat skala prioritas dengan menetapkan: mana kebutuhan wajib, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier.
Selanjutnya, penuhi terlebih dahulu kebutuhan wajib, tekan kebutuhan sekunder dan pangkas kebutuhan tersier. Dengan menekan kebutuhan sekunder dan memangkas budget untuk kebutuhan yang kurang seberapa penting, maka Anda akan dapat meningkatkan nilai investasi.
Cara lain untuk dapat meningkatkan nilai investasi, utamanya bagi mereka yang masih dalam tahap investasi dini adalah dengan meningkatkan penghasilan, baik dengan mencari tambahan penghasilan dari sumber yang lain maupun dengan cara yang lain.
Bangun Mindset Berinvestasi Sejak Usia Dini

Pola pikir menjadi kunci utama untuk dapat membiasakan diri melakukan investasi dini. Untuk itu, tanamkan dalam pikiran sebuah prinsip: “Daripada dana yang menganggur digunakan untuk sesuatu yang kurang penting, akan lebih baik jika dipakai untuk berinvestasi”. Investasi dini masa depan bergengsi.
Jika prinsip tersebut sudah tertanam kuat dalam pikiran, maka akan memotivasi Anda untuk dapat selalu berinvestasi. Selain itu, mindset berinvestasi juga bisa menjadi rambu-rambu dalam hal membelanjakan uang, sehingga Anda selalu berhati-hati setiap kali akan mengalokasikan dana. Demikian cara membiasakan diri berinvestasi dengan melakukan investasi dini secara konsisten, agar dana menganggur yang tersisa setiap bulannya tidak terbuang percuma untuk sesuatu yang kurang seberapa penting, melainkan dimanfaatkan untuk aktivitas yang menjamin kesejahteraan dihari tua, yaitu berinvestasi.